Obama Apa Harapan Keamanan

26 07 2008

War & Jihad Swaramuslim

Obama Sulit Bersikap Adil terhadap Palestina

Katagori : Laporan
Oleh : Redaksi 24 Jul, 08 – 4:30 pm


Obama Pertegas Loyalitas pada Israel

Keraguan
umat Islam terhadap Calon Presiden AS Barack Obama dapat menyelesaikan
masalah Palestina secara adil dan menyeluruh semakin terbukti, apalagi
berharap Obama akan mampu menghentikan kekejaman tentara Israel
terhadap bangsa Palestina, menjadi suatu hal hampir mustahil.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera di Ramallah, kunjungannya ke
Israel dan Palestina yang dimulai Rabu (23/7) dijadwalkan akan
berlangsung selama 36 jam. Sekitar 35 jam dialokasikan untuk pertemuan
dengan sejumlah petinggi Israel, seperti PM Ehud Olmert, Menhan Ehud
Barak, Presiden Shimon Perez, Benyamin Netanyahu serta pertemuan dengan
komunitas yahudi, disamping mengunjungi Museum Holocaust dan Tembok
Ratapan.

Sementara, hanya sekitar 40 menit saja dialokasikan dari waktu
kunjungannya untuk bertemu dengan pemimpin Palestina. Itupun hanya
Presiden Mahmoud Abbas dan PM Salam Fayedh di Ramallah. Sementara para
pemimpin Palestina dari Hamas tidak ada dalam agenda kunjungannya,
karena dianggap sebagai pemimpin kelompok teroris.

Koresponden Al Jazeera, mengatakan Obama diperkirakan tidak akan
mengeluarkan statemen penting terkait dengan Palestina, namun yang
lebih ia fokuskan adalah masalah perlunya dilakukan pencegahan agar
Iran tidak memiliki rudal-rudal yang mampu mengancam keamanan Israel.

Obama bahkan secara terbuka ketika menanggapi ledakan bom di Jerusalem
pada Selasa (22/7) mengatakan bahwa AS mendukung Israel. “AS akan tetap
mendukung Israel dalam perangnya melawan terorisme dan haknya untuk
mempertahankan diri dari aksi-aksi teror,” ujarnya.

Obama
juga mengikuti tradisi politik AS yakni akan selalu tunduk kepada
Yahudi dan siap membela negara Zionis Israel. New York Sun Editorial di
awal tahun 2008 ini mengungkap bagaimana sikap Obama terhadap Israel.

“Saya memiliki komitmen yang jelas dan kuat atas keamanan Israel sekutu
terkuat kita di wilayah itu dan satu-satunya di wilayah itu negara
dengan demokrasi yang mapan. Dan itu akan menjadi titik awal saya,”
ujarnya.

Obama juga mengatakan jika dia menjadi presiden Amerika maka negaranya
akan membantu Israel. Hal ini dikatakan Obama kepada Dewan Demokrasi
Yahudi Nasional (The National Jewish Democratic Council/NDJT) bulan
Februari 2007.

“Mereka yang telah bekerja dengan saya di Chicago pada Dewan dan
sekarang ada di Senat AS akan menyaksikan bahwa saya bukan cuma omong
besar, saya akan melakukan apapun jika menyangkut keamanan Israel. Saya
pikir ini hal yang fundamental. Saya kira ini menyangkut kepentingan AS
kerena hubungan kami yang istimewa, karena Israel tidak hanya telah
membangun demokrasi di wilayah itu tapi juga merupakan sekutu terdekat
dan loyal kepada kita,” kata Obama lagi.

Kandidat Presiden dari Partai Demokrat ini mengatakan dia akan
melakukan apapun semampunya untuk menjamin keamanan Israel dan
melindungi hubungan yang ada antara Amerika Serikat dan Israel. “Saya
berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa
dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin keamanan Israel tapi
juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan
banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara
yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk
menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60. Dia diperkenalkan oleh
duta besar Israel kepada AS, Sallai Meridor

Sikapnya terhadap Hamas juga tidak berbeda dengan presiden Bush. “Saya
sudah mengatakan bahwa mereka adalah organisasi teroris, yang tidak
boleh kita ajak negosiasi kecuali jika mereka mengakui Israel,
meninggalkan kekerasan, dan kecuali mereka mau diam oleh perjanjian
sebelumnya antara Palestina dan Israel,” tandasnya.

Walhasil, umat Islam tidak perlu berharap Obama akan bersikap lebih
adil kepada umat Islam terutama kaum muslim Palestina. Tidak perlu juga
berharap Obama akan menghentikan Israel membantai umat Islam di
Palestina, karena sikap politik AS sudah jelas, siapapun yang menjadi
presiden AS tetap mendukung kepentingan Yahudi dan menjamin keamanan
negara Israel. [syarif/alj/www.suara-islam.com]

U.S. Democratic presidential contender Sen. Barack Obama, D-Ill., ...U.S. Democratic presidential contender Sen. Barack Obama, D-Ill., ...U.S. Democratic presidential contender Sen. Barack Obama, D-Ill., ...US Democratic presidential candidate Senator Barack Obama (D-IL) ...
Yahoo Foto

Obama Pertegas Loyalitas pada Israel
Capres
AS dari Partai Demokrat, Barack Obama mengakhiri kunjungannya di
Palestina dan Israel. Dalam jumpa persnya setelah berkunjung ke
pemukiman Yahudi Sdreot, Selatan Israel pada Kamis (24/7), Barrack
Obama kembali menunjukan loyalitas dan kesetiaannya terhadap negara
zionis Israel. Dalam jumpa pers tersebut, dia mengatakan jika dirinya
terpilih menjadi presiden AS, akan tetap mendukung Jerusalem sebagai
ibukota abadi bagi Israel. Obama juga berjanji akan memberi dukungan
yang kuat bagi eksistensi dan keamanan Israel.

Obama akan tetap mengikuti kebijakan politik para pendahulunya yang
tidak mengakui eksistensi HAMAS dan dia tidak mau berunding dengan
kelompok perlawanan Palestina ini. “Sulit bagi Israel untuk berunding
dengan sekelompok orang yang tidak mau mengakui eksistensi Israel,”
kata Obama dalam jumpa pers tersebut. “Hamas bukan representasi dari
rakyat Palestina,” imbuhnya.

Obama juga menyempatkan diri untuk mengunjungi museum korban Holocoust
di Jerusalem. Dalam kesempatan tersebut, Obama meletakan karangan bunga
sebagai ungkapan belasungkawa terhadap para korban.

Berbeda ketika bertemu dengan para pemimpin Palestina, Barrack Obama
tidak memberikan pernyataan pers apapun setelah bertemu Presiden
Palestina, Mahmoud Abbas dan PM Salem Fayyad di Ramallah. Namun Jubir
Kepresidenan Palestina, Nabel Abu Redenah mengatakan bahwa Obama dalam
pembicaraan itu hanya berjanji bahwa jika dirinya terpilih menjadi
Presiden, maka akan berupaya secara maksimal untuk menggerakan proses
perdamaian Palestina- Israel.

Menanggapi berbagai statemen Obama tersebut, Juru bicara HAMAS, Dr.
Samy Abu Zuhri menyatakan statemen Obama merupakan bukti bahwa
kebijakan politik AS terkait masalah Palestina tidak akan ada perubahan
dan selalu memihak Israel. HAMAS juga memprotes Obama yang dinilai
mengesampingkan hak-hak dasar bangsa Palestina untuk melakukan
perlawanan

Hal senada juga disampaikan seorang pemimpin HAMAS, Ismail Ridwan yang
mengatakan Obama melakukan standar ganda dalam menyikapi masalah
Palestina. Menurutnya, pernyataan Obama menunjukan sikap politik AS
akan tetap memihak Israel dan mengesampingkan hak-hak rakyat Palestina.
[syarif/alj/www.suara-islam.com]

Barack Obama at the Wailing WallSenator Barack Obama walks into the Hall of Remembrance at Yad Vashem Holocaust memorialBarack Obama rekindles the eternal flame in the Hall of Remebrance at the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem
Obama Mengunjung Wailing Wall (Tembok Ratapan)





FATWA: POPE HINA AQIDAH ISLAM?

26 07 2008

Qardhawi Tanggapi Pernyataan Paus Soal Penghapusan Jihad dari Kamus Islam

Pernyataan
Paus Benedict XVI soal penghapusan istilah jihad atau perang suci dari
literatur kaum Muslimin dan tentang Rasulullah saw, memicu protes keras
di berbagai tempat. Mereka meminta Paus untuk meminta maaf atas
pernyataannya yang bertendensi buruk itu kepada satu setengah milyar
Muslim di seluruh dunia.

Dr. Yusuf Qardhawi, ketua Persatuan Ulama Islam Internasional mengatakan, “Kita
sekarang menunggu sikap yang akan dilakukan seorang petinggi agama di
dunia Kristen. Hendaknya ia lebih berhati-hati, teliti, berkonsultasi
dan berdialog lebih dahulu jika ingin bicara tentang agama besar
seperti Islam dan telah berkembang lebih dari 14 abad, juga dipeluk
oleh lebih dari satu setengah milyar manusia.”

Menurut
Qardhawi, Paus yang sebenarnya sibuk mengajarkan lahut dan sejarah
keyakinan di Universitas Ratesbon sejak tahun 1969, telah gegabah
mengkritik Islam bahkan menyerang Islam dari sisi keyakinan aqidah dan
hukumnya, dengan cara yang tidak layak, keluar dari orang sepertinya.

Qardhawi
melanjutkan, sebelum Paus mengeluarkan pernyataannya di Universitas
Regensberg Jerman hari Selasa lalu (13/9), seharusnya ia merujuk dahulu
ke kitab suci Al-Quran, dan keterangannya dari sunnah Rasulullah saw.
Tapi ia ternyata hanya merasa cukup dengan dialog yang terjadi empat
belas abad lalu antara raja Bizantium dan seorang Muslim Persia. Di
mana saat itu Raja Bizantium mengatakan, “Tunjukkan kepadaku
sesuatu yang baru yang dibawa Muhammad? Tidak ada sesuatu yang baru
sedikitpun kecuali keburukan dan ketidakmanusiaan seperti perintahnya
menyebarkan agama dengan mengangkat pedang….”

Qardhawi
menyanggah pernyataan Paus mengutip perkataan tersebut. Ia menegaskan
bahwa apa yang dikatakan oleh penguasa Bizantium itu adalah kedustaan
luar biasa. “Tak satupun tokoh yang konsisten dan keras
melawan keburukan, menyerukan kebaikan, memelihara kehormatan manusia,
menghormati fitrah manusia, seperti Muhammad saw yang diutus sebagai
rahmatan lil aalamiin,”
ujar Qardhawi. Ia lalu menegaskan
bahwa Islam tak menerima keimanan yang diakui oleh seseorang dengan
cara pemaksaan, karena Allah swt berfirman, “Tidak ada paksaan dalam
agama, telah jelas mana petunjuk dan mana kesesatan.”(QS. Al-Baqarah:
256)

Paus, tambah Qardhawi, lupa bahwa Rasulullah Muhammad saw
datang dengan kelebihan yang sangat dan sangat banyak yang tidak
terdapat dalam ajaran Kristen maupun Yahudi. Islam memadukan antara
unsur immaterial (ruhiyah) dengan materil (maddiyah), antara dunia dan
akhirat, antara cahaya akal dan cahaya wahyu, dan menyeimbangkan antara
individu dan masyarakat, antara hak dan kewajiban. Lalu menetapkan
dengan jelas persaudaraan antar berbagai level masyarakat, antara
berbagai unsur masyarakat, satu sama lain. Itu tertera dalam firman
Allah swt, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan Kalian dari
kaum laki-laki dan wanita dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan
berkelompok kelompok agar kalian saling mengenal.” (QS. Al-Hujuraat:
13). (na-str/iol)

SUMBER ERA MUSLIM





Mubahalah

10 07 2008

Mubahalah

Al-Mubahalah
bermaksud al-Mula’anah (saling melaknat), iaitu dua pihak yang
bertelagah masing-masing berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh
agar Allah menurunkan laknat ke atas pihak yang berbohong atau
berdusta di antara mereka berdua. Contoh Mubahalah ialah dengan
masing-masing berdoa; “Ya Allah! Laknatkanlah orang yang berdusta
di antara kami berdua dalam masalah antara kami ini”.

Pensyari’atan
Mubahalah disebut di dalam ayat Allah;


فَمَنْ
حَآجَّكَ فِيهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءكَ
مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْاْ
نَدْعُ أَبْنَاءنَا وَأَبْنَاءكُمْ
وَنِسَاءنَا وَنِسَاءكُمْ وَأَنفُسَنَا
وأَنفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل
لَّعْنَةُ اللّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

Sesiapa
membantahmu dalam hal itu (wahai Muhammad) selepas datang kepadamu
ilmu, maka katakanlah kepadanya; ‘Marilah! kita ajak anak-anak kami
dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, kami
sendiri dan kamu juga, kemudian kita bermubahalah (yakni saling
berdoa bersungguh-sunguh) agar Allah menimpakan laknatNya ke atas
orang-orang berdusta” (Ali Imran; 61).

Menurut ulamak
Tafsir; sebab turun ayat di atas dan ayat-ayat sebelumnya dari awal
surah Ali Imran ialah rombongan orang-orang Nasrani dari Najran yang
datang ke Madinah, lalu berhujjah dengan Nabi s.a.w. tentang Nabi Isa
a.s. di mana mereka mendakwa beliau adalah jelmaan Tuhan atau anak
Tuhan. Lalu hujjah-hujjah mereka dipatahkan oleh Nabi s.a.w. dengan
mengemukakan penjelasan Allah tentang Nabi Isa a.s. dalam surah Ali
Imran, antaranya firman Allah (bermaksud); “Sesungguhnya
perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah sama seperti penciptaan Adam.
Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya;
‘Jadilah’, maka ia pun jadi” (Ali Imran; 59). Walaupun telah
dibentangkan hujjah-hujjah yang kukuh, mereka tetap berkeras dengan
kepercayaan mereka. Akhirnya, Allah menurunkan ayat memerintahkan
Nabi Muhammad mengajak mereka bermubahalah iaitu dengan firmanNya di
atas (yakni ayat 61 dari surah Ali Imran di atas). Tatkala diajak
untuk bermubahalah oleh Nabi s.a.w., mereka meminta tangguh beberapa
hari untuk bermesyuarat sesama mereka. Di kalangan mereka ada seorang
alim Nasrani bernama ‘Abdul-Masih. Mereka bertanya pandangannya. Ia
menjawab; “Demi Allah, wahai kaum Nasrani. Kamu sekelian mengetahui
bahawa Muhammad itu memang benar seorang Nabi yang diutuskan. Ia
datang kepada kamu dengan membawa kata pemutus bagi urusan sahabat
kamu (yakni Isa a.s.). Kamu juga mengetahui bahawa tidak ada kaum
yang melaknat Nabi mereka melainkan Allah akan memusnahkan mereka
hingga ke akar umbi sama ada yang dewasa atau yang masih kecil…”.
Akhirnya mereka menolak untuk bermubahalah dan memilih untuk berdamai
dengan Nabi dan membayar jizyah. (Rujuk kisah ini dalam Tafsir Ibnu
Kathir).

Dari ayat di atas disimpulkan bahawa harus berhujjah
untuk menegakkan urusan agama, dan sesiapa menentang dan menolak
sesuatu dari Syari’at harus kita bermubahalah dengannya sebagaimana
mengikuti perintah Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w.. (Tafsir
al-Qasimi).

Menurut Imam Ibnul-Qayyim dalam Zadul-Ma’ad;
Menjadi Sunnah dalam perdebatan dengan golongan kebatilan apabila
telah ditegakkan hujjah Allah terhadap mereka, lalu mereka masih
enggan kembali (kepada kebenaran) sebaliknya tetap berdegil untuk
menentang (kebenaran), hendaklah mereka diajak untuk bermubahalah.
Mubahalah itu telah diperintahkan Allah kepada NabiNya dan Allah
tidak berkata; “Mubahalah itu khusus untuk kamu sahaja, tidak harus
bagi umat kamu”. (Zadul-Ma’ad, 3/643)

Ada di kalangan
ulamak menegaskan; tidak harus bermubahalah melainkan dalam urusan
yang penting – mengikut Syarak- yang berlaku padanya kesamaran dan
pertentangan yang sukar diselesaikan kecual dengan bermubahalah.
Disyaratkan terlebih dahulu bagi urusan itu ditegakkan hujjah,
dilakukan usaha untuk menghilangkan kekeliruan serta diberikan
nasihat dan ancaman (kepada orang yang terlibat). Apabila segalanya
tidak mendatangkan manfaat, maka barulah digunakan mubahalah sebagai
cara terakhir yang terpaksa dilakukan (yakni darurat). (Tafsir
al-Qasimi).

Najran
dan peristiwa Mubahalah:

Di
semenanjung tanah Arab, Najran adalah wilayah yang paling penting
bagi orang-orang Nasrani, terletak bersempadan dengan dengan Yaman
dan Hijaz, sebuah daerah pertanian yang subur, terkenal dengan
perusahaan menenun sutera, pembikinan senjata dan barangan kulit.
Bumi ini adalah laluan pendagang yang terdekat mengarah ke hirah,
melahirkan banyak penyair yang terkemuka. Penduduk Najran sewaktu
ketika dahulu sebelum beragama Nasara mereka adalah penganut-penganut
agama orang-orang Arab. Di bumi inilah berlaku peristiwa pembakaran
beramai-ramai ‘Ashab Ul-Ukhdud’ yang diceritakan Al-Quran.

Kaum
Nasrani berjaya mengekalkan kekuasaan meraka di Najran selepas
menumpaskan Zu Nuwwas dari kaum Yahudi yang telah menyerang bumi
tersebutdan kejayaan ini membawa penguasaan mereka di selatan Habsyah
dan di utara Rom. Inilah detik-detik kaum Nasrani Najran berada di
puncak keangkuhan mereka sebagaimana keangkuhan kaum Yahudi
sebelumnya. Mereka telah membina sebuah Ka’abah di Najran di
sebabkan kedengkian mereka terhadap Ka’abah di Makkah. Yaqut telah
menyebutkannya di dalam ‘Mu’jam Ul-Buldan’ (Jilid 8 : muka
surat 264):

Dan
Ka’abah Najran ini dikatakan telah dibina oleh Banu Abdul Madan bin
Ad-Diyan Al-Harisi mengikut bentuk binaan Ka’abah, mereka memulia
dan mengagung Ka’abah tersebut serta menamakannya ‘Ka’abah
Najran’ di dalamnya para asaqifah beribadat.

Penguruasan
‘Ka’abah Najran’ dibahagikan kepada tiga jabatan yang
dipertanggungjawabkan kepada tiga orang. Jabatan yang mengurus urusan
luar mengurus luar mengenai hubungan di antara qabilah dengan mereka
sebagaimana yang kita namakan pada hari ini kementerian luar
disandang oleh ‘As-Sayyid’ yang namanya ialah ‘wahab’, di
mana ia merangkap sebagai pemimpin di dalam peperangan yang kita
namakan menteri peperangan atau menteri pertahanan. Jabatan yang
mengurus urusan dalaman yang kita namakan pada hari ini kita namakan
kementerian dalam negeri yang di sandang oleh ‘Al-‘Aqib’ yang
namanya adalah ‘Abul Maseh’, jabatan yang mengurus urusan
keagamaan yang kita namakan pada hari ini menteri agama yang
disandang oleh ‘Al-Usquf’ yang namanya adalah ‘Abu Marisah’.

Kaum
Nasrani Najran telah mengutus ketiga-tiga mereka bertemu Rasulullah
s.a.w.a. dan baginda telah berhasrat untuk bermubahalah dengan
mereka, tetapi mereka telah memohon perdamaian dengan baginda,
walaubagaimanapun Rasulullah telah menulis sepucuk surat kepada
mereka dengan mengenakan beberapa syarat. Selepas Abu bakar
menyandang jawatan khalifah dihapuskan yang demikian itu, ketika umar
mengambil alih jawatan tersebut, beliau telah memuliakan mereka dan
membeli harta mereka.

Sebab
Berlaku Peristiwa Mubahalah


Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad bila masih ada orang
yang membantah kebenaran berita tentang kejadian Isa, sesudah
mendapat penjelasan hendaklah mereka diajak bermubahalah untuk
membuktikan siapa yang benar dan berdoa supaya Allah SWT menjatuhkan
laknat-Nya kepada orang yang berdusta. Mubahalah ini sebagai
pencerminan dari kebenaran kepercayaan itu.
Allah SWT
memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar mengundang keluarga
masing-masing baik dari pihaknya maupun dari pihak mereka, yang
terdiri dari anak-anak dan isteri, untuk mengadakan mubahalah ini.

Di dalam ayat disebutkan lebih dahulu isteri dan anak-anak nabi
dalam mubahalah, karena seseorang lebih mengkhawatirkan diri
keluarganya dari pada dirinya sendiri. Hal ini mengandung pengertian
bahwa Nabi Muhammad saw, telah percaya dengan penuh keyakinan bahwa
bencana yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari muhabalah itu
tidak akan menimpa keluarganya dan dirinya. Kemudian ayat ini yang
dikenal sebagai ayat mubahalah.
Mengenai terjadinya ajakan
mubahlah tersebut telah diriwayatkan melalui berbagai macam sumber,
bahwa Nabi Muhammad saw, telah mengajak orang-orang Nasrani dari suku
Najran untuk mengadakan mubahalah, tetapi mereka menolak.


Imam
Bukhari dan Imam Muslim juga telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Al
‘Aqib dan As Sayid mengunjungi Rasulullah saw. Kemudian beliau
berkeinginan untuk mengadakan mubahalah dengan mereka. Maka salah
seorang di antara mereka berkata kepada kaumnya: “Janganlah kamu
bermuhabalah dengan dia. Demi Allah apabila ia betul-betul seorang
Nabi lalu dia bemubahalah dengan kita, niscaya kita tidak akan
berbahagla selamanya, dan tidak akan ada generasi yang akan
melanjutkan keturunaan kita. Kemudian mereka berkata kepada Nabi saw:
“Kami akan memberikan apa yang engkau minta sebab itu utuslah
kepada kami seorang laki-laki yang terpercaya” Kemudian Nabi saw
bersabda: “Berdirilah hai, Aba Ubaidah”, maka setelah ia
berdiri Nabipun bersabda: “Inilah orang yang terpercaya
dikalangan umat ini” .


Abu
Nu’aim meriwayatkan pula sebuah hadis dari Ibnu ‘Abbas dalam kitab Ad
Dalail melalui sanad dari Ata’dan Ad Dahak dari lbnu Abbas bahwasanya
delapan orang Nasrani dan penduduk Najran mendatangi Rasulullah saw
Di antara mereka terdapat ‘Aqib dan As Sayid. Kemudian Allah SWT
menurunkan ayat ini. Lalu mereka berkata: “Beri tangguhlah kami
tiga hari”. Lalu mereka pergi kepada Bani Quraizah, Bani Nadir
dan Bani Qainuqa’ dari kalangan orang-orang Yahudi. Kemudian mereka
memberi isyarat untuk berdamai saja dan tidak mengadakan mubahalah
dengan Nabi. Kemudian mereka berkata: “Dia adalah nabi yang
telah diberitakan kedatangannya di dalam kitab Taurat”. LaIu
mereka mengadakan perdamaian dengan Nabi saw dengan perjanjian
membayar 1.000 potong pakaian pada bulan Safar dan 1.000 potong lagi
disertai sejumlah uang pada bulan Rajab.
Dan diriwayatkan bahwa
Nabi Muhammad saw, telah mengajukan Ali, Fatimah dan kedua putra
mereka, Hasan dan Husain selain diri beliau sendiri, untuk
bermuhabalah dan Nabipun keluar bersama-sama mereka seraya bersabda:
“Apabila saya berdoa hendaklak kamu membaca, Amin”.

Tafsir
al-Zamakhsyari

Diriwayatkan
bahawa apabila mereka (kaum Nasrani dari Najran) diajak (oleh
Rasulullah) untuk ber
mubahalah,
mereka
berkata: “Kami akan pulang dan kami akan membuat keputusannya.”
Manakala mereka pergi, mereka berkata kepada ‘Aqib, seorang yang
pintar di kalangan mereka: “Wahai hamba al-Masih apa pandangan
anda?” Dia menjawab: “Demi Allah sesungguhnya kalian mengetahui
wahai kaum Nasrani, bahawa sesungguhnya Muhammad adalah seorang Nabi
yang diutuskan. Dia telah mendatangi kalian dengan keterangan
daripada Tuhan kalian. Demi Allah tidak ada satu kaum pun (yang
pernah ber
mubahalah
dengan seorang Nabi) sehingga yang kecil dan besar mereka dapat
hidup. Sekiranya kalian lakukan, nescaya kalian akan binasa. Dan
sekiranya kalian enggan ber
mubahalah
maka dia akan membiarkan agama kalian dan kalian kekal dengan agama
kalian. Lantaran itu ucaplah selamat tinggal kepada lelaki itu dan
kembalilah ke tempat kalian.”

Maka
merekapun datang kembali menemui Rasulullah
shallallahu
‘alaihi wa alihi
yang
pada ketika itu beliau sedang mendukung Husain, memegang tangan
Hasan, Fatimah berjalan di belakangnya dan ‘Ali di belakang
Fatimah. Baginda bersabda: “Tidakkah aku telah menyeru kalian, maka
berimanlah.”

Lalu
uskuf (bisyop) kaum Najran tersebut menjawab: “Wahai bangsa
Nasrani! Sesungguhnya aku sedang
melihat
kepada muka-muka mereka
,
sekiranya Allah mahu menghilangkan bukit dari tempatnya, nescaya Dia
akan menghilangkannya melalui
kemuliaan
muka-muka mereka
.
Justeru itu janganlah kalian ber
mubahalah,
nanti kalian akan binasa, dan tidak tinggal lagi seorang Nasrani pun
di bumi ini hingga di Hari Kiamat.”

Lalu
mereka berkata: Wahai Abu Qasim (gelaran kepada Nabi Muhammad), kami
fikir kami tidak akan ber
mubahalah
dengan anda sebaliknya kami mengakui anda di atas agama anda
sementara kami kekal di atas agama kami.” Nabi
shallallahu
‘alaihi wasallam

menjawab: “Sekiranya kalian enggan ber
mubalahah,
maka masuklah Islam. Ke atas kalian (hak-hak) sebagaimana di atas
mereka (Islam).”

(Lantas mereka menolaknya), kemudian
baginda bersabda: “Aku melepaskan kalian.” Mereka menjawab: “Kami
tidak mampu untuk memerangi Arab, justeru itu kami membuat perdamaian
dengan anda supaya anda tidak memerangi kami, menakut-nakutkan kami
dan memaksa kami supaya meninggalkan agama kami. Sebagai balasan kami
akan memberikan kepada anda setiap tahun dua ribu Hillah, seribu pada
bulan Safar, dan seribu pada bulan Rajab, dan tiga puluh baju besi
biasa.”

Maka
Rasulullah mengadakan perjanjian damai dengan mereka dengan
syarat-syarat tersebut. Baginda bersabda: “Demi diriku di
Tangan-Nya, sesungguhnya kebinasaan telah jelas ke atas ahli Najran
(suku kaum Nasrani tersebut). Dan sekiranya mereka ber
mubahalah,
nescaya mereka bertukar menjadi kera dan babi serta lembah ini
menjadi api membakar mereka. Allah akan melenyapkan Najran dan
penduduk-penduduknya sekali sehingga burung yang hinggap di atas
pokok.” Manakala genap setahun mereka dibinasakan (kerana tidak
menepati janji mereka).





Hari ini perintah Malaysia, esok turun harga minyak – Anwar

9 07 2008

Rabu 9 Julai 2008 | 5 Rajab 1429 Hijrah

Hari ini perintah Malaysia, esok turun harga minyak – Anwar
Ekmal Yusof
Wed | Jul 09, 08 | 7:26:48 am MYT

TAIPING, 9 Julai (Hrkh) – “Hari ini saya nak ulang lagi, kalau kita dapat ambil alih. Menang Kerajaan Persekutuan hari ini, percayalah pada saya, saya tak cakap bohong. Menang hari ini kita ambil alih, esok harga minyak turun.”

Demikian Ketua Umum Parti KeADILan Rakyat (KeADILan), Dato’ Seri Anwar Ibrahim mengulanginya sekali lagi semasa berceramah di Changkat Jering dekat sini malam tadi sambil menegaskan bahawa kalau Pakatan Rakyat mengambil alih memerintah seluruh Malaysia maka harga minyak akan turun serta- merta esoknya.

“Pedulikan cakap-cakap ‘depa’ yang iri hati jika Pakatan Rakyat dapat perintah semua negeri yang mereka rasa tak yakin saya boleh turunkan harga minyak itu. Cuba tengok, cuba tengoklah nanti. Kalau tak percaya cubalah jangan halang kami ambil alih perintah semua negeri di Malaysia. Hari ini jadi kerajaan baru, esok diturunkan harga minyak dan bahan bakar lainnya,”cabarnya di hadapan kira-kira 20,000 orang penyokong parti.

Beliau yang menegaskannya dalam program “Tour Anwar Ibrahim Seluruh Malaysia” menyatakan, kalau tidak percaya maka tunggulah pada 15 Julai ini di televisyen dan beliau akan kupas dengan panjang lebar dan terperinci bagaimana cara untuk turunkan harga minyak dan bahan bakar lainnya.

“Saya memang minta kepada Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi dan Dato’ Seri Najib Razak berdebat di TV pada hari itu nanti supaya semua rakyat negara ini boleh lihat berhujah dengan mereka berdua dengan tajuk ‘Bagaimana Hendak Turunkan Harga Minyak’,”katanya malam tadi.

Tambahnya,”di TV siaran langsung itu nanti saya katakan formula untuk turunkan harga minyak, kerana saya tahu dan yakin buat yang benar.

“Saya tidak akan rosakkan ekonomi Malaysia. Saya tahu, insya-Allah, kita ambil pelabur China, pelabur Arab, pelabur Eropah dan serampang tiga mata untuk bangkitkan semula ekonomi Malaysia.”

Tapi sayang, katanya beliau yakin Perdana Menteri dan Timbalannya takut bersemuka dalam siaran tersebut dan dinyatakan tempat mereka akan diambil alih oleh Menteri Penerangan sebagai wakil kerajaan.

“Tak apalah, tak dapat tanduk akar pun boleh, saya tak pilih,”sindir Anwar dikuti tepukan gemuruh hadirin. – mks. _





Skenario Besar AS Jepit Iran: Persiapan The Last Battle

4 07 2008

Skenario Besar AS Jepit Iran: Persiapan The Last Battle
Cetak

E-mail

Ditulis Oleh Administrator

Senin, 30 Juni 2008

Belakangan ini terlihat Amerika Serikat mengintensifkan upaya-upaya
politik di Timur Tengah guna mempersiapkan kondisi yang tepat untuk
melemahkan Iran secara ekonomi, politik dan militer.

Sebagian upaya itu tak terduga sebelumnya, antara lain menggoda
Suriah, sekutu strategis Iran, yang menyediakan jalur dukungan ke
Hezbollah, untuk berdamai dengan Isarel dengan imbalan pengembalian
dataran tinggi Golan. Ada beberapa indikasi tentang respon ‘malu-malu’
Suriah terhadap ini. Pertemuan tidak langsung itu pun berlanjut.

Dalam rangka memunculkan mimpinya menciptakan “Timur Tengah Baru”
seperti yang dinyatakan Condoleezzaa Rice saat Perang Lebanon 2006
masih terus berlangsung, sejumlah upaya intensif demi mengeliminasi
pengaruh geopolitik Iran di kawasan lewat upaya-upaya sebagai berikut:

Pertama:

Menjelang berakhirnya mandat PBB bagi keberadaan pasukan
multinasional di Irak pada 31 Desember 2008, AS mengajukan pakta
keamanan AS-Irak, yang dinamakan Status of Forces Agreement (SOFA),
untuk disetujui pemerintah Irak, sesuai dengan yang disyaratkan mandat
PBB. SOFA diharapkan AS untuk mempertahankan keberadaan pasukan mereka
di Irak sekaligus mengekspansi adventurisme militer mereka di kawasan,
karena berisikan:

  • AS bisa menempatkan lebih daripada 50 basis militer di Irak;
  • AS diberi wewenang untuk mengendalikan wilayah udara Irak di bawah 29.000 kaki;
  • AS
    bebas meluncurkan operasi-operasi militer di bawah tema ”perang melawan
    teror” dari basis-basis tersebut terhadap siapa pun dan negara manapun
    yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional negeri Paman Sam
    itu, tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Baghdad;
  • Personil militer, kontraktor keamanan partikelir, dan politikus sipil AS mendapatkan imunitas dari hukum Irak;
  • Institusi-institusi
    keamanan, seperti Dephan, Depdagri, dan Kementerian Keamanan Nasional,
    serta juga kontrak-kontrak pengadaan senjata akan berada di bawah
    supervisi AS selama 10 tahun.
Kedua:

Demi menggolkan SOFA, pemerintah Bush melakukan segala macam cara:

  • menyuap setiap anggota parlemen Irak sebesar 3 juta US dolar.
  • menahan
    dana milik Irak sebesar 50 milyar US dolar yang ada di Federal Reserve
    Bank of New York, dengan alasan bahwa Irak masih dipandang sebagai
    ancaman bagi keamanan internasional berdasarkan atas Pasal Tujuh Piagam
    PBB (ditetapkan saat Saddam menginvasi Kuwait). Syarat agar Irak keluar
    dari kategori itu, menurut negosiator AS, adalah dengan menandatangani
    SOFA.
  • DPR AS mengeluarkan resolusi yang menuntut Irak
    untuk mengakui Israel dan menjalin hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
    Jika tidak, maka Irak akan kehilangan bantuan milyaran US dolar dari
    bantuan AS kepada Baghdad.
Ketiga:

Membujuk sekutu-sekutu di Eropa untuk membekukan dana dan aset perusahaan dan bank Iran yang ada di negara-negara Eropa.

  • Dari dalam negeri, DPR AS mencabut pasal yang
    mensyaratkan persetujuan Kongres bagi pemerintahan AS untuk menyerang
    Iran.
  • b. DPR AS juga mengeluarkan resolusi yang mendorong pemerintahnya untuk menerapkan blokade laut atas Iran.
Keempat:

Atas saran Koalisi 14 Maret, pemerintah AS akan mendesak Israel
untuk berunding dengan Lebanon dalam soal pengembalian tanah pertanian
Sheba. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan popularitas pemerintahan
Siniora sekaligus menghilangkan dalih bagi Hizbullah untuk
mempertahankan senjatanya.

Kelima:

Merayu Israel berunding dengan Hizbullah untuk melakukan pertukaran
tawanan. Tindakan ini tentu saja tidak ditolak oleh Hizbullah yang
sejak lama menginginkannya. Olmert melakukan hal ini demi mengurangi
tekanan politik dalam negeri atas dirinya yang terlibat skandal suap
dari pengusaha Yahudi asal Amerika.

Keenam:

Lewat mediasi Turki, Israel mulai mencoba mendekati Suriah dengan
isu pengembalian Dataran Tinggi Golan yang ia aneksasi pasca Perang
1967. Ini dimaksudkan untuk menarik Suriah dari kedekatannya dengan
Iran, Hizbullah, dan Hamas. Sejauh ini, belum terjadi pembicaraan
langsung antara pejabat Suriah dengan Israel.

http://www.icc-jakarta.com/content/view/920/62/





Liwat ke 2: Apa kata orang luar

2 07 2008

Survei: Masyarakat Malaysia Tak Percaya Anwar Ibrahim Lakukan Pelecehan Seksual | Eramuslim – Berita Dunia